Masih banyak yang menganggap internet adalah biang dari pemrosotan moral dan penghancuran budaya dan bahasa kita. Masih banyak yang berpikiran sempit yang menganggap internet adalah sumber dari penurunan kualitas pendidikan saat ini. Masih banyak pula yang masih terpengaruh oleh berita yang mewartakan bahwa seorang pemudi hilang akibat bermain di dunia maya. Serta puluhan alasan-alasan lainnya yang hanya menyalahkan internet sebagai sumber kekacauan ini.
Katakan saja di dunia pendidikan. Saat ini memang banyak siswa maupun mahasiswa yang menggunakan internet sebagai alat ampuh untuk mengerjakan tugas sekolah. Tugas berbelas-belas lembar dapat dikerjakan dalam satu malam. Semuanya instan, dengan hasil sempurna. Parahnya siswa yang memanfaatkan kemajuan teknologi tidak dimbangi dengan kemampuan guru yang 'dicurangi' siswanya. Masih banyak guru yang gaptek, masih banyak guru yang masih 'cupu' di dunia maya. Masih banyak guru yang sadar tentang kekuatan besar yang dimiliki oleh internet.
Harus saya katakan dengan jujur, kalau kondisi ini tak kunjung juga berubah, saya yakin Indonesia akan makin jauh tertinggal jauh dengan negara lain. Maksud saya, akan lebih jauh tertinggal lagi dari kondisi saat ini.
Ada banyak alasan mengapa saya mengatakan hal ini:- Internet memiliki kekuatan yang besar, akan tetapi kita masih belum memanfaatkannya. Sementara di luar negeri internet merupakan sumber pengetahuan yang sudah dimanfaatkan dengan baik.
- Guru tidak memanfaatkan internet. Maka sumber-sumber akan kurang banyak dibanding dengan guru-guru di luar negeri yang sudah memanfaatkan internet dengan efektif.
- Pengaksesan internet 24 jam sehari, sementara siswa hanya menyempatkan beberapa jam di sekolah. Artinya alasan nomor 1 akan membuat kita jauh tertinggal.
- Efek dari alasan 2-3 adalah internet juga mempunyai efek negatif, jika kebanyakan yang mereka temui hanya hal-hal yang negatif, maka makin banyak yang tersesat. Sementara Indonesia merupakan salah satu pengguna internet terbesar diseluruh dunia.
SOLUSI
Mau tidak mau kita harus memanfaatkan internet sebagai media media. Guru tidak boleh gaptek dan guru harus lebih rajin bergaul di dunia maya. Kini bukan hanya jamannya pendidikan. Kini juga jamannya intenet. Kini adalah saatnya kita mengembangkan "E-LEARNING".
Yang dinamakan E-Learning tidak sebatas website sekolah. Bukanlah profile sekolah yang cuma diparkir di sebuah domain. Yang saya maksud E-Learning adalah sebuah kampanye besar-besaran yang dilakukan oleh guru untuk membanjiri internet dengan sumber-sumber ilmu pengetahuan yang mencerdaskan.
Saya akan memberikan sebuah skema yang bisa kita jalankan E-Learning saat ini. Sebuah kampanye yang terstruktur melalui tahapan-tahapannya. Jangan dilewati dalam melakukan kampanye ini atau semua akan sia-sia.
GERAKAN GURU FACEBOOKER
Tiap guru harus punya akun facebook. Ini wajib. Semua siswa mempunyai akun facebook, uniknya banyak masalah pribadi di tuangkan disana. Ini adalah media kontrol kondisi siswa. Semua siswa wajib 'Add' atau 'Follow' akun si guru, harus ada sanksi bagi yang tidak melakukannya. Guru juga harus aktif memperbaharui status-status yang memotivasi siswa. Ini juga akan memperdekat hubungan antara guru dan siswa.
GRUP MATA PELAJARAN MANIA
Setelah kampanye pembuatan akun facebook saatnya lebih memperlebar sayap guru di facebook dengan pembuatan 'Group' untuk tiap mata pelajaran. Tentunya siswa yang mengambil mata pelajaran itu harus gabung ke 'Group itu'.
GERAKAN GURU BLOGGER
Setalah itu guru harus mempunyai laman pribadi alias blog. Perlu diingat Facebook saja tidaklah cukup. Sosial media terkadang memiliki titik jenuh sama seperti nasib Friendster yang dulu pernah booming. Kita harus mengantisipasi ini apabila juga terjadi dengan Facebook.
Guru harus rajin memposting tulisan-tulisan yang berkualitas agar bisa dimanfaatkan siswa. Semakin banyak guru yang melakukan kampanye ini maka akan semakin banyak sumber pengetahuan yang bisa dimanfaatkan siswa. Hindari copy-paste. Berilah contoh yang baik pada siswa.
GERAKAN SISWA BLOGGER
Inilah yang kita tunggu-tunggu, pada akhirnya siswa juga harus membuat blog. Guru harus memberikan tugas yang mana harus diunggah di blog pribadi mereka masing-masing. Siswa tidak boleh copy-paste separagraf atau kalau perlu sekalimat pun. Mereka harus menuangkan pemikiran mereka lewat gaya mereka sendiri dari sumber yang mereka baca.
Mau nyontek? silakan! Banyak tools yang tersedia di internet untuk mendeteksi artikel copas, dan siswa harus siap-siap mendapat nilai merah. - See more at: http://keemul.blogspot.com/2013/11/e-learning-harapan-pendidikan-indonesia.html#sthash.AM9s7awn.dpuf
ARTIKEL INI DILINDUNGI OLEH DMCA PROTECTED